Search
Close this search box.

Jantung merupakan organ yang sangat vital bagi tubuh kita. Jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh secara terus-menerus tanpa ada jeda sepersekian detik pun selama kita hidup. Penyakit atau kerusakan pada jantung akan mengganggu kerja jantung sehingga tidak dapat berfungsi secara maksimal. Penyakit pada jantung ini dapat terjadi pada semua bagian jantung, baik pada otot, katup, lapisan pembungkus, maupun pada pembuluh darah jantung.

Penurunan fungsi jantung akan mengakibatkan berkurangnya kemampuan fisik untuk aktivitas sehari-hari, menurunnya kualitas hidup, dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Pembuluh darah jantung atau yang dikenal dengan pembuluh darah koroner, bertugas mengalirkan darah untuk memberikan oksigen dan nutrisi kepada  otot-otot jantung. Serangan jantung akibat Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab kematian mendadak yang tertinggi di dunia, termasuk di Indonesia.

Apa itu Penyakit Jantung Koroner?

Penyakit Jantung Koroner adalah kondisi dimana terjadi sumbatan atau penyempitan pada dinding pembuluh darah koroner. Sumbatan pada pembuluh darah koroner mengakibatkan  penurunan aliran darah, oksigen dan nutrisi ke otot-otot jantung dan bagian jantung yang lain.

Sumbatan pada pembuluh darah koroner disebabkan oleh timbunan kolesterol yang membentuk plak pada dinding pembuluh darah, yang dikenal dengan istilah aterosklerosis. Penyumbatan pada pembuluh darah koroner dapat diperparah dengan terbentuknya gumpalan darah (trombosis) pada plak sehingga terjadi sumbatan total, yang mengakibatkan aliran darah ke otot jantung berhenti total. Kondisi inilah yang mengakibatkan sindroma koroner akut atau yang kita kenal dengan Serangan Jantung.

Penyakit Jantung Koroner di Indonesia

Penyakit jantung dan pembuluh darah masih menjadi ancaman dunia dan merupakan salah satu penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Dari seluruh kematian akibat penyakit jantung, 7,4 juta (42,3%) di antaranya disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner (PJK). Lebih dari 3/4 kematian akibat penyakit jantung terjadi di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang Data dari

Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019 menyebutkan bahwa kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia mencapai 651 ribu jiwa per tahun, dimana 245 ribu (37,6%) diantaranya disebabkan karena PJK.

Data dari Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi PJK di Indonesia mencapai 1,5%. Menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tahun 2015, pelayanan penyakit jantung menelan biaya 6,9 Triliun Rupiah atau sekitar 48,25% dari total seluruh pembiayaan penyakit katastropik. Jumlah pembiayaan untuk penyakit jantung ini  mengalami peningkatan menjadi 7,4 Triliun Rupiah di tahun 2016 dan bahkan mencapai angka 10,5 Triliun Rupiah di tahun 2018.

Tanda dan Gejala yang timbul dari Penyakit Jantung Koroner

Pada Penyakit Jantung Koroner, gejala utama yang sering timbul adalah nyeri dada biasanya dirasakan di dada sebelah kiri. Tetapi pada beberapa kasus, nyeri juga bisa dirasakan di dada kanan, ulu hati atau punggung. Nyeri dada yang khas pada PJK, yaitu nyerinya bersifat tumpul, kadang muncul perlahan dan semakin lama semakin memberat. Nyeri dada terasa seperti ditekan atau ditindih benda berat, lokasinya luas dan tidak dapat ditunjuk letak nyerinya dengan satu jari.

Durasi dari nyeri dada PJK yang stabil hanya berkisar kurang dari 20 menit, dapat berkurang dengan beristirahat atau minum obat isosorbide dinitrate yang ditaruh di bawah lidah. Nyeri tidak berpindah-pindah atau dipengaruhi perubahan posisi. Pada serangan jantung, nyeri dada yang ada muncul secara mendadak, dengan durasi nyeri lebih dari 20 menit, tidak berkurang dengan istirahat dan obat isorbide dinitrate. Selain itu, nyeri dada tersebut kadang disertai gejala penyerta lain seperti keringat dingin, sesak nafas, mual-muntah dan lemah badan.

Siapa saja orang yang berisiko mengalami Penyakit Jantung Koroner?

Faktor risiko penyakit jantung koroner dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

  1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, meliputi

  1. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi, meliputi:

Selain dengan perilaku hidup sehat dan rutin mengkonsumsi obat-obatan, pada sebagian pasien dengan PJK memerlukan tindakan untuk mengembalikan aliran pada pembuluh darah koroner yang tersumbat atau menyempit. Ada beberapa prosedur untuk mengembalikan aliran pada pembuluh darah koroner yang tersumbat atau menyempit, diantaranya dengan tindakan pemasangan ring jantung atau dengan operasi bypass bila tidak memungkinkan untuk dilakukan tindakan pemasangan ring.

Pemasangan ring jantung dilakukan dengan memasukkan selang kateter melalui pembuluh darah di pergelangan tangan atau pangkal paha. Selang kateter dimasukkan hingga mencapai pembuluh darah koroner yang tersumbat, kemudian balon kecil akan dikembangkan untuk membuka aliran darah di pembuluh darah koroner yang mengalami penyumbatan akibat plak. Ring pada selang kateter selanjutnya dikembangkan dan dipasang pada tempat yang tersumbat tadi untuk menjaga agar pembuluh darah koroner yang sudah terbuka tetap terjaga alirannya. Tindakan pemasangan ring ini dilakukan dengan menggunakan bius lokal, dimana pasien dalam kondisi sadar dan dilakukan di ruang cath-lab.

Pencegahan Penyakit Jantung Koroner?

Penyakit Jantung Koroner dapat dicegah dengan melakukan perubahan sederhana dalam aktivitas sehari-hari melalui perilaku “CERDIK, yaitu:

  1. Cek kesehatan secara rutin,

  2. Enyahkan asap rokok,

  3. Rajin aktivitas fisik,

  4. Diet sehat dan seimbang,

  5. Istirahat cukup,

  6. Kelola stress

Untuk mencegah terjadinya penyakit jantung koroner, penerapan perilaku hidup sehat, mengatur pola makan yang seimbang dan olahraga teratur wajib dilakukan. Disamping itu medical check-up yang rutin dan berkala perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi jantung, khususnya pada orang yang memiliki faktor risiko PJK. Salah satu pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan yaitu dengan pemeriksaan rekam jantung. Rekam jantung (EKG) merupakan salah satu metode pemeriksaan awal jantung yang bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas dari jantung, mulai dari irama jantung, pembesaran jantung, ataupun tanda-tanda ke arah penyakit jantung koroner.

Pada beberapa pasien, mungkin memerlukan pemeriksaan tambahan untuk mengevaluasi struktur dan fungsi jantung maupun pemeriksaan untuk mempredikasi adanya sumbatan pada pembuluh darah koroner dengan pemeriksaan ekokardiografi dan uji latih jantung dengan beban (treadmill test).

Oleh: Indra Widya Nugraha, SpJP, FIHA ( Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah RSUD Cilacap )

 

One Response

  1. Terima kasih info terkait mengenal penyakit jantung koroner atau serangan jantung. Aritmia atau gangguan irama jantung memiliki gejala detak jantung tak normal, antara terlalu cepat atau lambat, merupakan salah satu gangguan yang memerlukan penanganan tepat juga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Open chat
Butuh Bantuan?
Selamat Datang di PENGADUAN RSUD CILACAP 👋

Ada yang bisa kami bantu?
Skip to content